Analyzing the Agrarian Conflict Between Administrative Court and General Court
Main Article Content
Abstract
Agrarian conflicts weakened the Administrative Judiciary and General Judiciary sectors in their settlement. The number of agrarian cases according to the Consortium for Agrarian Renewal for the period 2010-2019 amounted to 3,358 cases. The plantation, property, and infrastructure sectors become the largest agrarian conflicts in the last 5 years. Normative juridical research methods, statutory approaches and case studies, primary and secondary legal materials with analysis and technical descriptive analysis. So the author analyzes the Urgency of the Establishment of Agrarian Courts. The results of the study assessed that the judicial power is free without outside intervention. The type of court chamber has not been able to solve problems in the land sector properly. An Agrarian Court is needed as an effort to resolve land problems and reduce blur in the authority to file cases. The administrative court and the general court have a jurisdiction to handle and settle agrarian conflict. The jurisdiction of administrative court is in the administrative aspect while the jurisdiction of general court is in the rights aspect. With high percentage of agrarian cases unsettled, there is a need to establish agrarian court to expedite the settlement of agrarian case comprehensively.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
M. Aulia Reza Utama, Peranan Peradilan Pertanahan dalam Penyelesaian Sengketa Pertanahan, Badamai Law Journal, Vol.2, No.1 (2017), p.134.
M. Aulia Reza Utama, Ibid.
Lokadata, Konflik Agraria di Indonesia, 2010-2019 Konflik Agraria di Indonesia, 2010- 2019,” diakses dari https://lokadata.beritagar.id/chart/preview/konflik-agraria-di-Indonesia-2010- 2019-1582192899#, diakses pada 24 April 2022
S. Andre Prasetyo Utomo, Analisis Konflik Agraria Studi Kasus Waduk Sepat Lidah Kulon Kec. Lakarsantri Kota Surabaya, Jurnal Penelitian Administrasi Publik, Vol.6, No.2 (2017), p.137
Muhammad Busyrol Fuad, Quo Vadis Pembaharuan Hukum Pertanahan Nasional: Urgensi Pembentukan Peradilan Khusus Pertanahan dalam Penyelesaian Konflik Agraria yang Berkeadilan, Journal Lentera Hukum, Vol.4, No.3 (2017), p.200–201
Cindy Nabila Saraswati and Atik Winanti, Pembentukan Pengadilan Agraria dalam Penyelesaian Sengketa Pertanahan di Indonesia, SALAM, Vol.8, No.1 (2021), p.238–239
Moh. Fadli, Fendi Setyawan, Jazim Hamidi dan Idham Arsyad, Politik Hukum Agraria: Gagasan Pendirian Pengadilan Agraria Perpektif DPD RI, Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Jakarta, 2014, p.15
Nadya Sucianti, Land Reform Indonesia, Lex Jurnalica, Vol.1, No.3 (2004), p.31
Takdir Rahmadi, Sistem Kamar dalam Mahkamah Agung: Upaya Membangun Kesatuan Hukum, diakses dari https://www.mahkamahagung.go.id/id/artikel/2141/sistem-kamar-dalam- mahkamah-agung-upaya-membangun-kesatuan-hukum-profdrtakdir-rahmadi-sh-llm, diakses pada 24 April 2022
Pasal 47 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
Nia Kurniati, Hukum Agraria Sengketa Pertanahan Penyelesaiannya Melalui Arbitrase dalam Teori dan Praktik, PT.Refika Aditama, Bandung, 2016, p.167
Mukti Arto, Mencari Keadilan, Kritik dan Solusi terhadap Praktik Peradilan Perdata di Indonesia, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, p.12-13
Saraswati and Winanti, Op.Cit., p.242
Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA).
Moh. Fadli, Fendi Setyawan, Jazim Hamidi dan Idham Arsyad, Op.Cit., p.27.
Moh. Fadli, Fendi Setyawan, Jazim Hamidi dan Idham Arsyad, Ibid., p.33.
Budi Sastra Panjaitan, Pengadilan Landreform sebagai Wadah Penyelesaian Kasus Pertanahan, Justita Jurnal Hukum FH UMS, Vol.4, No.1 (2020), p.31.
Budi Sastra Panjaitan, Ibid., p.20-21
Budi Sastra Panjaitan, Ibid., p.91.
Moh. Fadli, Fendi Setyawan, Jazim Hamidi dan Idham Arsyad, Op.Ci.t, p.92
Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pasal 24 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Konferensi Internasional Commission Of Jurist Bangkok 1965.
St. Zubaidah, Memaknai ‘Freedom of Judge’ dalam Kewenangan Hakim, diakses dari https://pa-purworejo.go.id/berita/artikel-peradilan/212-memaknai-freedom-of-judge-dalam- kewenangan-hakim, diakses pada 24 April 2022
Subekti, Sistem Peradilan Indonesia, Jurnal Hukum & Pembangunan, Vol.13, No.5 (1983), p.404
Moh. Fadli, Fendi Setyawan, Jazim Hamidi dan Idham Arsyad, Politik Hukum Agraria:: Gagasan Pendirian Pengadilan Agraria Perpektif DPD RI, Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Jakarta, 2014, p.97.
I Gede Aris Eka Pramana, I Made Arjaya dan Ida Ayu Putu Widiati, Kompetensi Absolut Peradilan Tata Usaha Negara Terkait Titik Singgung Antara Peradilan Tata Usaha Negara dan Peradilan Umum dalam Sengketa Pertanahan, Jurnal Analogi Hukum, Vol.1, No.1 (2019), p.80.
Yuridis.Id, Asas Hukum Jumlah Hakim dalam Persidangan, diakses dari https://yuridis.id/asas-hukum-jumlah-hakim-dalam-persidangan/, diakses pada 24 April 2022.
Tri Jata Ayu Pramesti, Jumlah Hakim dalam Setiap Persidangan, diakses dari https://www.hukumonline.com/klinik/a/jumlah-hakim-dalam-setiap-persidangan-lt53cbc9df2abd0, diakses pada 24 April 2022.